Oleh: IMMawan Abdul Afif Amrulloh S.Psi., M.Psi (Sekretaris Umum DPD
IMM Jawa Tengah) disampaikan dalam Studium General Musycab PC IMM Kota
Surakarta XLIII.
Tanggal : Rabu, 11 Juni 2025
Tempat : Pendhapi Gede Sala, Balaikota Surakarta
Tema : “Kilau Jejak
Pengabdian: Memetik Pembelajaran, Merancang Masa Depan”
Dalam forum Studium General pembukaan Musyawarah Cabang (Musycab) ke-43 PC IMM Kota Surakarta, IMMawan Abdul Afif Amrulloh menyampaikan tentang pentingnya IMM sebagai gerakan intelektual-religius yang responsif terhadap zaman.
Berbicara Manifesto Falsafah Gerakan IMM menuju IMM Masa Depan maka tidak jauh dari falsafah gerakan dan ideologi Muhammadiyah, karena IMM merupakan bagian dari Muhammadiyah dan itu ditekankan dalam Deklarasi Kotabarat yang di munculkan Munas IMM pertama di Solo atau sering kita kenal dengan istilah enam penegasan IMM.
Forum ini juga menjadi momentum menegaskan posisi IMM sebagai gerakan mahasiswa islam yang tidak hanya menjaga nilai-nilai ideologis Muhammadiyah tetapi juga mampu membaca dan merespon zaman dengan cerdas, kritis, dan solutif.
Maka dari itu perlu adanya silaturahim ke berbagai pihak dalam rangka memetik pembelajaran sehingga IMM memiliki pandangan yang lebih luas dalam merespon dinamika isu yang ada dan tidak terjebak dalam informasi yang nir validitas dan mudah memberikan judgment yang ternyata tidak sesuai dengan fakta yang ada.
“IMM hari ini bukan hanya sekedar organisasi kader, ia adalah
penjaga warisan nilai, pelopor dan penyempurna amanah peradaban. Maka, IMM
tidak boleh redup di tengah arus pragmatisme politik dan kekosongan nilai,”
tegas Afif.
IMMawan Afif menyoroti bahwa IMM harus bertumpu pada tiga fondasi
utama:
1. Religiusitas : internalisasi nilai religius yang tidak hanya ritual,
tetapi juga menjadi dampak untuk perubahan sosial.
2. Intelektualitas : IMM merupakan gerakan akademik yang harus
membangun nalar kritis, bukan hanya berbicara mengenai intektual IMM saja namun
juga intelektual tiap individu IMM dalam bidang studi disiplin ilmu
masing-masing.
3. Humanitas : IMM harus terlibat dan menjadi bagian kegiatan-kegiatan
sosial, bukan sekadar pengamat.
“Muhammadiyah tidak kehabisan kader. yang kita perlukan bukan sekedar tokoh populer, tapi kader ideologis yang lahir dari proses panjang perkaderan. sehingga kalau bisa dibilang di IMM ini mempelajari Muhammadiyah begitu panjang bisa dilihat dengan banyaknya kegiatan perkaderan yang dilakukan oleh IMM yang mana didalamnya selalu memuat nilai-nilai Muhammadiyah”. tegas Afif
Ketua DPD IMM Jawa Tengah yang diwakili IMMawan M. Fatahillah (Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat DPD IMM Jawa Tengah) dalam sambutannya menyampaikan bahwa Musycab bukan hanya kontestasi dinamika politik pencalonan ketua umum tetapi juga titik refleksi terhadap orientasi gerakan IMM.
“Ketua Umum DPD IMM Jawa Tengah menitipkan salam kepada teman-teman
IMM Kota Surakarta, selamat ber-musyawarah dengan hati gembira, jangan sampai
residu Musycab berlarut-larut sampai akhir periode. IMM Solo seperti halnya
kota solo, kalo kota solo memiliki tagline spirit of java, maka IMM Solo juga
memiliki tagline Spirit of IMM. Karena di Solo ini salah satu cikal bakal IMM
berdiri dan nilai-nilai ideologis IMM dilahirkan, maka dari itu IMM Solo harus
terus melahirkan kader-kader intelektual-ideologis dan ide-ide berkemajuan
untuk masa depan IMM Kota Surakarta”. Ujar Fatahillah dalam sambutannya.
Sementara itu, IMMawan Rivandy Azhari Harahap (Sekretaris Umum DPD IMM DIY) menyoroti tentang kapasitas kader IMM dalam berargumen dan berdialektika, bahwa jangan sampai kader IMM hanya berdebat tentang IMM yang bahkan tidak subtantif dan hanya selesai di tempat kopian saja. Perlu juga hasil diskusi perdebatan tersebut terdokumentasi dalam bentuk tulisan, karena itu merupakan bagian dari identitas IMM sebagai seorang intelektual. selain itu juga kader IMM perlu sering berbicara tentang diskursus akademik sesuai dengan kapasitas disiplin keilmuannya, tidak hanya berwacana tentang IMM saja.
“Diskursus tentang disiplin keilmuan tiap individu perlu
dikembangkan, sehingga kader IMM benar-benar mengerti tentang kapasitas ilmu
akademiknya dan berbicara mengenai bidang studinya dalam menanggapi isu-isu
yang ada, tidak hanya berputar diskursusnya tentang internal IMM”. Tegas
Rivandy
Acara Studium General ini sebagai bagian awal dari rangkaian Musyawarah Cabang PC IMM Kota Surakarta ke-43, sekaligus langkah awal untuk mempersiapkan kepemimpinan baru, refleksi terhadap gerakan IMM Kota Surakarta dan membangun ide-ide baru untuk masa depan IMM.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar