Refleksi Perekonomian Tahun 2024
Oleh : Andy Ratmanto, SH / Sekretaris Dekan FEB UMS
Perekonomian Indonesia pada tahun 2023 mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 5,05 persen, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,31 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,82 persen di tahun 2023, di pengaruhi oleh kenaikan upah minimum dan bantuan sosial pemerintah. Sementara itu investasi tumbuh 4,40 persen, di dukung oleh realisasi program pembangunan infrastruktur.
Pada tahun 2024 proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap optimistis. Lembaga riset Danareksa Sekuritas memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,16 persen, di dorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti perlambatan ekonomi global, inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.
Refleksi perekonomian tahun 2024 dapat dilihat melalui berbagai aspek seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, perdagangan, dan dampak geopolitik serta kebijakan pemerintah.
Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat dijadikan refleksi :
1. Pertumbuhan ekonomi
Global : Tahun 2024 diwarnai oleh ketidakpastian global akibat inflasi yang masih tinggi di beberapa negara, normalisasi kebijakan moneter, serta ketegangan geopolitik. Meski begitu beberapa negara berkembang menunjukkan pemulihan ekonomi yang lebih kuat.
Indonesia : Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh stabil sekitar 5%-5,3% di dukung oleh konsumsi domestik yang kuat, sektor pariwisata, dan ekspor komoditas meskipun menghadapi penurunan harga komoditas global.
2. Inflasi dan kebijakan moneter
Inflasi global tetap menjadi tantangan, terutama di negara maju yang masih menyesuaikan kebijakan suku bunga.
Di Indonesia inflasi relatif terkendali dalam kisaran target Bank Indonesia (2%-4%), berkat kebijakan subsidi energi dan pangan yang efektif. Namun, kenaikan harga pangan tetap menjadi perhatian utama.
3. Investasi dan infrastruktur
Pemerintah Indonesia terus mendorong pembangunan infrastruktur melalui proyek-proyek besar seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menjadi fokus investasi.
Investasi asing terus masuk, terutama di sektor teknologi dan energi terbarukan, meski ada tantangan dari ketidakpastian global.
4. Perdagangan internasional
Ekspor Indonesia mengalami tekanan akibat melambatnya permintaan global, terutama dari Tiongkok sebagai mitra dagang utama.
Diversifikasi pasar ekspor dan fokus pada hilirisasi sumber daya alam seperti nikel menjadi strategi utama untuk memperkuat daya saing global.
5. Transformasi ekonomi hijau
Tahun 2024 menandai langkah penting dalam transisi menuju ekonomi hijau di Indonesia, dengan investasi di sektor energi terbarukan seperti PLTS, kendaraan listrik, dan pengelolaan lingkungan.
Pemerintah juga memperkuat komitmennya dalam mengurangi emisi karbon, meskipun implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan.
6. Tantangan dan risiko
Global : Ketegangan geopolitik, ketidakpastian ekonomi Tiongkok, dan dampak perubahan iklim.
Domestik : Pemilu tahun 2024 menjadi faktor politik yang mempengaruhi sentimen pasar dan arah kebijakan pemerintah selanjutnya.
7. Peluang di masa depan
Indonesia memiliki peluang besar dalam sektor digital, startup dan penguatan rantai pasok global.
Dengan demografi muda dan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia dapat terus menarik investasi asing dan memperkuat daya saing ekonomi.
Refleksi ini menunjukkan bahwa meski tantangan cukup besar, ada peluang signifikan bagi Indonesia untuk terus bertumbuh dan berkembang dalam menghadapi dinamika global.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar