Selamat dan sukses ITS PKU Muhammadiyah Surakarta resmi berubah status menjadi Universitas Muhammadiyah PKU Surakarta
Aplikasi Kader-Mu: Bekal Dakwah Kader Persyarikatan
Surakarta, 5 Februari 2025 – Tim Pengembangan Persyarikatan dan Dakwah Al-Islam Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Surakarta (P2DAI UMS) mengadakan workshop bertajuk "Aplikasi Kader-Mu: Bekal Dakwah Kader Persyarikatan" pada Rabu (5/2). Kegiatan ini bekerja sama dengan Pimpinan Ranting Aisyiyah Joyosuran dan dihadiri oleh para kader Muhammadiyah setempat.
Aplikasi Kader-Mu dirancang sebagai alat bantu bagi kader dalam berdakwah, dengan fitur-fitur seperti panduan beribadah sesuai Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, kumpulan materi kultum, dan informasi umum tentang persyarikatan Muhammadiyah. Panduan beribadah ini mengacu pada keputusan-keputusan Majelis Tarjih yang menjadi rujukan resmi dalam praktik ibadah warga Muhammadiyah.
Tim P2DAI UMS yang terlibat dalam kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Mahasri Shobahiya, M.Ag., dengan anggota Nurul Latifatul Inayati, S.Pd.I., M.Pd.I.; Rahma Ayuningtyas Fachrunisa, M.Psi., Psikolog; Diah Priyawati, S.T., M.Eng.; Mirzam Arqy Ahmadi, S.M., M.M.; dan Novel Idris Abas, S.Kom., M.M. Mereka memberikan pelatihan kepada peserta mengenai cara mengakses dan memanfaatkan fitur-fitur dalam aplikasi tersebut.
Dalam sesi praktik, peserta diajak untuk mencoba langsung aplikasi Kader-Mu, mulai dari mencari panduan ibadah hingga memilih materi kultum yang sesuai untuk disampaikan dalam berbagai kesempatan. Diharapkan, dengan adanya aplikasi ini, para kader dapat lebih mudah mengakses informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga mampu meningkatkan efektivitas dakwah mereka di tengah masyarakat.
Melalui workshop ini, diharapkan para kader Muhammadiyah semakin terampil dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung kegiatan dakwah, serta mampu menyebarkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan sesuai dengan prinsip-prinsip Muhammadiyah.
Penguatan Ibadah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan: Pengabdian Masyarakat oleh Tim P2DAI UMS
Surakarta, 4 Februari 2025 – Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan pengamalan ibadah sesuai dengan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Tim Pengembangan Persyarikatan dan Dakwah Al-Islam Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Surakarta (P2DAI UMS) mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada Selasa (4/2). Kegiatan ini bekerja sama dengan Pimpinan Ranting Aisyiyah Joyosuran dan diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat, dengan tujuan memperkuat aspek ibadah serta pemahaman keislaman yang berlandaskan nilai-nilai Muhammadiyah.
Tim P2DAI UMS yang terlibat dalam kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Mahasri Shobahiya, M.Ag., dengan anggota Nurul Latifatul Inayati, S.Pd.I., M.Pd.I.; Rahma Ayuningtyas Fachrunisa, M.Psi., Psikolog; Diah Priyawati, S.T., M.Eng.; Mirzam Arqy Ahmadi, S.M., M.M.; dan Novel Idris Abas, S.Kom., M.M.
Mereka menyampaikan materi yang mencakup berbagai aspek ibadah, mulai dari pemurnian tauhid, tata cara shalat yang benar, hingga implementasi nilai-nilai Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini tidak hanya berupa penyampaian materi secara teoritis, tetapi juga dilanjutkan dengan sesi praktik ibadah. Para peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikkan ibadah sesuai dengan tuntunan yang telah disampaikan, sekaligus mendapatkan koreksi dan bimbingan langsung dari para pemateri. Hal ini bertujuan agar pemahaman yang diperoleh tidak hanya berhenti pada teori, tetapi juga dapat diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya menjalankan ibadah dengan benar sesuai dengan ajaran Islam dan nilai-nilai Muhammadiyah, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Falsafah Kopi
Falsafah Kopi
Oleh : Andy Ratmanto, SH / Staff Dekanat Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS
Falsafah kopi merujuk kepada pandangan hidup atau nilai-nilai yang terkandung dalam budaya minum kopi. Banyak yang menganggap kopi lebih dari sekadar minuman ia sering di jadikan sebagai sarana refleksi, introspeksi, dan simbol dari interaksi sosial yang mendalam.
Beberapa falsafah kopi yang populer meliputi :
1. Kesederhanaan
Kopi sering dikaitkan dengan hidup sederhana dan mengapresiasi hal-hal kecil dalam hidup. Menikmati secangkir kopi bisa menjadi momen untuk berhenti sejenak dan menghargai saat itu.
2. Kerja keras dan dedikasi
Proses panjang dari menanam, memetik, hingga menyeduh kopi mencerminkan pentingnya kerja keras dan kesabaran. Banyak orang melihat secangkir kopi sebagai simbol dari usaha yang gigih.
3. Komunitas dan keterhubungan
Kopi sering menjadi penghubung dalam percakapan dan hubungan sosial. Di banya budaya, kafe atau tempat minum kopi adalah tempat berkumpul, berbincang dan berbagi ide.
4. Refleksi pribadi
Kopi juga sering dikaitkan dengan momen refleksi diri atau introspeksi. Banyak orang merasa bahwa waktu menikmati kopi adalah momen untuk berpikir dan meresapi berbagai pengalaman hidup.
Secara keseluruhan, falsafah kopi sangat terkait dengan bagaimana seseorang melihat hidup, menghargai proses, dan menemukan makna dalam momen-momen kecil.
Kehidupan bukan tentang mencapai tujuan akhir semata, tetapi tentang menikmati perjalanan itu sendiri. Seperti seorang barista yang memilih biji kopi terbaik, kita juga harus tahu memilih jalan hidup yang sesuai dengan nilai dan prinsip kita.
Filosofi kopi juga mengingatkan kita tentang pentingnya keberagaman. Setiap jenis kopi memiliki karakteristik yang unik, ada yang kuat, ada yang lembut, ada yang kaya, dan ada yang ringan. Kehidupan pun begitu.
Filosofi kopi mengajarkan kita untuk menghargai momen. Kopi yang di minum dengan penuh kesadaran, yang di nikmati dalam keheningan atau dalam kebersamaan, menjadi lebih bermakna. Hidup pun demikian.
Ketika kita mampu menikmati setiap detik dengan penuh perhatian, kita bisa merasakan kedalaman kehidupan itu sendiri. Dalam seteguk kopi, kita bisa menemukan makna dan filosofi hidup, bahwa hidup itu bukan hanya tentang apa yang kita raih, tetapi tentang bagaimana kita merasakannya, menghargainya, dan berbagi kebahagiaan tersebut dengan orang lain.
Falsafah Kopi Oleh : Andy Ratmanto, SH / Staff Dekanat Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS
Falsafah Kopi
Oleh : Andy Ratmanto, SH / Staff Dekanat Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS
Falsafah kopi merujuk kepada pandangan hidup atau nilai-nilai yang terkandung dalam budaya minum kopi. Banyak yang menganggap kopi lebih dari sekadar minuman ia sering di jadikan sebagai sarana refleksi, introspeksi, dan simbol dari interaksi sosial yang mendalam.
Beberapa falsafah kopi yang populer meliputi :
1. Kesederhanaan
Kopi sering dikaitkan dengan hidup sederhana dan mengapresiasi hal-hal kecil dalam hidup. Menikmati secangkir kopi bisa menjadi momen untuk berhenti sejenak dan menghargai saat itu.
2. Kerja keras dan dedikasi
Proses panjang dari menanam, memetik, hingga menyeduh kopi mencerminkan pentingnya kerja keras dan kesabaran. Banyak orang melihat secangkir kopi sebagai simbol dari usaha yang gigih.
3. Komunitas dan keterhubungan
Kopi sering menjadi penghubung dalam percakapan dan hubungan sosial. Di banya budaya, kafe atau tempat minum kopi adalah tempat berkumpul, berbincang dan berbagi ide.
4. Refleksi pribadi
Kopi juga sering dikaitkan dengan momen refleksi diri atau introspeksi. Banyak orang merasa bahwa waktu menikmati kopi adalah momen untuk berpikir dan meresapi berbagai pengalaman hidup.
Secara keseluruhan, falsafah kopi sangat terkait dengan bagaimana seseorang melihat hidup, menghargai proses, dan menemukan makna dalam momen-momen kecil.
Kehidupan bukan tentang mencapai tujuan akhir semata, tetapi tentang menikmati perjalanan itu sendiri. Seperti seorang barista yang memilih biji kopi terbaik, kita juga harus tahu memilih jalan hidup yang sesuai dengan nilai dan prinsip kita.
Filosofi kopi juga mengingatkan kita tentang pentingnya keberagaman. Setiap jenis kopi memiliki karakteristik yang unik, ada yang kuat, ada yang lembut, ada yang kaya, dan ada yang ringan. Kehidupan pun begitu.
Filosofi kopi mengajarkan kita untuk menghargai momen. Kopi yang di minum dengan penuh kesadaran, yang di nikmati dalam keheningan atau dalam kebersamaan, menjadi lebih bermakna. Hidup pun demikian.
Ketika kita mampu menikmati setiap detik dengan penuh perhatian, kita bisa merasakan kedalaman kehidupan itu sendiri. Dalam seteguk kopi, kita bisa menemukan makna dan filosofi hidup, bahwa hidup itu bukan hanya tentang apa yang kita raih, tetapi tentang bagaimana kita merasakannya, menghargainya, dan berbagi kebahagiaan tersebut dengan orang lain




















